JAKARTA, TRIBUN - Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Indonesia masih harus belajar menegakkan etika publik dan mengembangkan tradisi kebijakan publik yang bertanggungjawab dalam perjuangan membangun bangsa.
"Peristiwa-peristiwa beberapa waktu lalu adalah tonggak-tonggak yang sangat berharga bagi Indonesia untuk belajar mengenai perjuangan membangun bangsa dalam menegakkan etika publik dan membangun tradisi kebijakan publik yang bertanggungjawab," kata Sri Mulyani dalam sambutan tertulis yang disampaikan saat peluncuran buku Mengapa Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (26/11).
Wanita kelahiran Lampung 26 Agustus 1962 ini mengatakan, sebagai orang yang pernah menerima tanggungjawab jabatan publik di Indonesia, dan saat ini di lembaga internasional, ia meyakini etika dan integritas tak boleh dikompromikan.
"Saya tetap berkeyakinan bahwa memegang teguh etika dan menjaga integritas, merupakan suatu syarat yang tidak boleh dikompromikan," tegas Sri Mulyani yang kini menjabat Managing Director World Bank di Washington AS ini.
Perempuan berpengaruh di Asia ini menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berjuang memelihara nilai-nilai luhur tersebut, agar tetap tumbuh kuat di Indonesia.
"Kepedulian dan ketekunan adalah unsur yang sangat berharga bagi suatu bangsa untuk bisa maju dan bermartabat," kata Sri Mulyani.
Ia mengaku sangat tersentuh dengan semangat sejumlah pihak yang secara tekun dan tak kenal lelah, ingin memberikan pencerahan dan peningkatan mutu etika publik di Indonesia.
"Salah satu wujud pencerahan itu adalah upaya Steve Susanto yang menuliskan kembali peristiwa politik lebih setahun lalu, yang menyangkut peristiwa ekonomi dua tahun lalu," tutur Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga menyebutkan bahwa jarak Indonesia dengan Washington DC tak akan mampu melemahkan, apalagi menghapuskan rasa cintanya kepada Indonesia.
Sang penulis buku Mengapa Sri Mulyani, Steve Susanto mengatakan, penyusunan buku itu untuk memberikan pandangan yang lebih berimbang. "Setelah Sri Mulyani ke AS, perdebatan masalah itu hampir tak ada lagi, namun tidak berarti tak ada pertanyaan terkait dengan soal itu," kata Steve.
Apakah ada kaitan dengan pencalonan Sri Mulyani pada pemilu 2014? Steve mengatakan, itu di luar cakupan buku yang ditulis. Setelah merampungkan buku ini, Steve berencana menyusun buku kembali dan membahas keterkaitan kasus Bank Century dan Antaboga.
sumber: antara
editor: alb
sumber : http://tribunpontianak.co.id/read/artikel/17777/jangan-kompromikan-etika-integritas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar